Selasa, 27 Oktober 2009

Pendidikan Emosi (Suwandi, S.Pd.,M.Pd)

Pendidikan emosi adalah pendidikan yang merangsang anak didik untuk berfikir sebelum bertindak, menjadi pemberani, menjadi pemimpin dirinya sendiri, pengarang cerita hidupnya sendiri, tahu cara menyaring rangsangan-rangsangan yang menyebabkan stres dan mempelajarinya fakta logika, masalah kongkrit, dan ketenangan hidup.
Ciri utama dalam perilaku praktis mendidik emosi berarti memberikan diri sendiri tanpa mengharapkan imbalan apapun, setia dengan pendapat, mendapatkan kenikmatan dari rangsangan kecil yang ada, tahu cara menghadapi kekalahan, mengambil risiko untuk mengubah impian menjadi kenyataan, dan mempunyai keberanian untuk berjalan melalui tempat yang masih asing.
Pendidikan emosi menjadikan manusia untuk peka terhadap situasi sekitar, tidak mudah tersinggung, bersikap kasih sayang, merasakan perasaan orang lain, memikirkan akibat dari perilaku, tahan terhadap penderitaan hidup, mudah menerima kritik, dan tidak merasa terasing.
Ada dua jenis orang yang merasa terasing, yaitu: (1) mereka tidak menyakiti orang lain disertai tidak memikirkan masa depan; (2) mereka tidak mempunyai impian atau cita-cita berjalan begitu saja dalam melalui kehidupan sehingga hidup secara konformis.
Upaya melindungi stabilitas emosi harus dihindari suatu penghinaan, sebab penghinaan akan merusak perasaan orang lain seharian, selama satu bulan, dan bahkan seumur hidupnya.

Mendidik dengan emosi
Orang yang baik mengajari anaknya cara menggosok gigi, sedangkan orang yang hebat mengajari anak mengenal kebersihan jiwa. Tidak terhitung orang tua yang setiap hari mengingatkan anak mengenal kesehatan mulut, tetapi bagaimana dengan kesehatan emosi mereka. Apa gunanya mencegah gigi berlubang kalau emosi anak menjadi tempat sampah dari pikiran negatif, keluhan, ketakutan, reaksi implusif, dan dorongan sosial.

Marilah kita ajari anak cara menjaga emosi. Ingat semua yang langsung benturan dengan emosi akan secara drastis mempengaruhi memori dan memori inilah yang akan membentuk kepribadiannya. Membentuk kepribadian diperlukan nutrisi kejiwaan yang baik melalui perilaku yang sopan santun, jujur, berani, pemaaf, semangat, sabar, tawakal, membuat keputusan, dan rasa aman. Anak dilatih menjadi pemimpin dan bukan menjadi boneka dimana menjadi pemimpin tidak berarti harus mampu menyelesaikan setiap masalah dan menanggung semua masalah disekitarnya.

3 komentar:

  1. artikel yg bagus pak..

    BalasHapus
  2. minta tolong untuk materi pendidikan emosi supaya dilengkapi dan penjelasannya diperluas lagi...atas kesediaannya kuucapkan terima kasih.

    BalasHapus
  3. menelaah pendidikan emosi ini menjadi penting supaya generasi kita tidak cenderung anarkhis

    BalasHapus