Jumat, 01 Juni 2018

BUTIR BUTIR P4 (PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA)

BUTIR-BUTIR PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA

Lima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

I. SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

II. SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

III. SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

 IV. SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
1.Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

V. SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
1.Mengembangkan perbuatan  luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial
Mengenang Hari Lahir Pancasila
1 Juni 1945 - 1 Juni 2018

Rabu, 15 Juni 2016

Otak Wanita dan Pria Sulit Terhubung saat Bekerja Sama

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports menjelaskan, saat ada dua orang pria yang bekerja sama, otak mereka mampu terhubung satu sama lain, begitu juga ketika dua wanita melakukan kerja sama tim, otak mereka mudah menjadi kompak satu sama lain.

Sayangnya, saat yang bekerja sama adalah tim yang terdiri atas pria dan wanita, aktivitas otak mereka sulit bahkan tidak sinkron.

"Tidak sinkron di sini berarti ada beberapa perbedaan dalam cara berpikir saat pria dan wanita bekerja sama, sehingga butuh waktu lebih lama untuk bisa kompak," kata Dr. Allan Reiss, seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford university School of Medicine, dan penulis senior studi tersebut.

Dalam studi tersebut, para peneliti ingin memahami apa yang terjadi di otak ketika pria dan wanita diharuskan bekerja sama atau melakukan aktivitas secara bersama-sama. Mereka melakukan scan otak pada 111 pasang peserta, yang diminta untuk saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas komputer.

Sebanyak 39 pasangan terdiri atas dua pria, 34 pasang terdiri atas satu pria dan satu wanita, 38 pasang terdiri atas dua wanita.

Tak satu pun dari peserta saling kenal sebelum melakukan percobaan, para peneliti mencatat. Tiap pasangan diberi 40 kali percobaan untuk menyinkronkan waktu mereka dan berapa cepat mereka dapat melakukannya.

Para peneliti menggunakan teknik pencitraan yang disebut "hyperscanning" untuk mengukur aktivitas otak setiap orang selama tugas. Hyperscanning bisa dilakukan baik saat peserta duduk tegak maupun bergerak.

Para peneliti menemukan bahwa dalam pasangan sesama jenis, aktivitas otak mereka relatif sama dan mudah tersinkronisasi.

Sebaliknya, dalam pasangan berbeda jenis, para peneliti tidak menemui sinkronisasi aktivitas otak, yang selanjutnya menunjukkan bahwa setiap jenis kelamin memiliki strategi kognitif yang berbeda ketika mereka diminta untuk bekerja sama, kata Joseph Baker, seorang psikiatri dan peneliti postdoctoral di Stanford, yang juga penulis dari studi tersebut.

Studi ini merupakan temuan pertama dalam bidang ini dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme otak yang mendasari kerja sama antara pria dan wanita, kata para peneliti.

Dan dalam studi ini mereka hanya mempelajari satu jenis tugas untuk kerja sama, sehingga ada kemungkinan, tugas-tugas yang berbeda dapat menghasilkan hasil yang berbeda.

Namun, studi ini menjelaskan bagaimana otak pria dan otak wanita sebenarnya berevolusi untuk tugas yang berbeda, menurut penelitian ini. Misalnya, sejak dahulu laki-laki terbiasa berburu dan perang, sehingga akan berbeda dengan evolusi otak wanita yang terbiasa bercocok tanam.

Selain itu, temuan ini dirahapkan dapat membantu orang-orang yang memiliki masalah interaksi dengan orang lain, seperti pada kasus autisme.

"Orang-orang dengan autisme memiliki masalah kognisi sosial," kata Baker. Para peneliti berharap, bisa mempelajari lebih lanjut tentang neurologi kerja sama, sehingga mereka mungkin bisa merancang terapi yang lebih efektif untuk orang-orang dengan autisme, katanya.

Sumber: Kompas.com senin 13 Juni 2016: 07.35 WIB

Kamis, 21 April 2016

ISTILAH PEREMPUAN DAN WANITA

1. Makna etimologis
Dalam etimologi Jawa, kata wanita berasal dari frasa ‘Wani Ditoto’ atau berani diatur. Sebutan wanita dimaknai berdasarkan kemampuannya untuk tunduk dan patuh pada lelaki sesuai dengan perkembangan budaya di tanah Jawa pada masa tersebut. Sementara itu menurut bahasa Sanskerta,  kata perempuan muncul dari  kata per – empu –an. ‘Per’ memiliki makna makhluk dan ‘empu’ artinya mulia, tuan, atau mahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna kata perempuan adalah makhluk yang mulia, atau memiliki kemampuan.
2. Pengertian dalam kamus
Dalam KBBI, kata perempuan bermakna (1) orang (manusia) yg mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui; wanita; (2) istri; bini: — nya sedang hamil; (3) betina (khusus untuk hewan), sedangkan kata wanita bermakna perempuan dewasa: kaum — , kaum putri (dewasa).
Kedengarannya jauh lebih baik makna kata wanita, ya? Padahal pengertian kata wanita menurut Kamus Kuno Jawa-Inggris dahulu bermakna ‘ yang diinginkan’, dalam hal ini perempuan dianggap sebagai objek, sesuatu yang diinginkan oleh pria. Sebaliknya, kata keperempuanan menurut  KBBI di tahun 1988 justru bermakna ‘kehormatan sebagai perempuan’.
3. Perubahan makna
Tahukah Anda bahwa kata perempuan dan wanita mengalami perubahan makna dari waktu ke waktu? Kata wanita ternyata mengalami proses perubahan makna yang semakin positif, sebutan tersebut merupakan bentuk halus dari kata perempuan. Sebaliknya, kata perempuan justru mengalami penurunan di mata masyarakat.

Ini sebabnya nama lembaga yang ada adalah ‘Komnas Perempuan’ dan bukan ‘Komnas Wanita’, atau nama Kementerian yang melindungi kesejahteraan perempuan adalah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan bukannya Kementerian Pemberdayaan Wanita. Kata wanita yang terdengar indah dan elegan itu memiliki sejarah panjang sisa-sisa sistem feodal dan nuansa patriarki pada zaman dahulu. Kebalikannya, kata perempuan justru memiliki makna yang lebih kuat.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Metakognisi dalam Pembelajaran


Metakognisi dalam pembelajaran merupakan konsep penting dalam teori kognisi. Metakognisi tidak sama dengan kognisi, misalnya keterampilan membaca suatu teks berbeda dengan keterampilan pemahaman  terhadap teks tersebut. Metakognisi mempunyai kelebihan dimana seseorang mencoba merenungkan cara berpikir atau merenungkan proses kognitif yang dilakukannya.
Secara sederhana metakognisi didefinsikan sebagai “memikirkan  kembali  apa yang telah dipikirkan”, bahkan ada ahli yang menghubungkan metakognisi dengan fungsi kontrol atau pemrosesan informasi. Walaupun pendefinisiannya berbeda, namun secara umum  metakognisi merupakan kesadaran atau pengetahuan seseorang terhadap proses dan hasil berpikirnya (kognisinya) serta kemampuannya dalam mengontrol dan mengevaluasi proses kognitif tersebut.
Pengertian Metakognisi
Istilah Metakognisi dimunculkan oleh beberapa ahli psikologi sebagai hasil penelitian terhadap kondisi, mengapa ada orang yang belajar dan mengingat lebih dari yang lainnya?  Secara harfiah metakognisi terdiri dari awalan  meta yang artinya “sesudah” dan  kata kognisi. Metakognisi dapat diartikan sebagai kognisi tentang kognisi, pengetahuan tentang pengetahuan atau berpikir tentang berpikir. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), penambahan awalan “meta” pada kata kognisi untuk merefleksikan ide bahwa metakognisi adalah “tentang” atau “di atas” atau “sesudah” kognisi. Di samping itu, pengertian metakognisi hampir sama dengan pengertian perefleksian terhadap apa yang dipikirkannya. (deSoete, 2001). Kata reflektif berasal dari kata ”to reflect” artinya ”to think about”.
Istilah metakognisi yang diperkenalkan Flavell (Yong & Kiong, 2006), mendefinisikan aspek pertama dari metakognisi sebagai pengetahuan seseorang terhadap proses hasil kognitifnya atau segala sesuatu yang berhubungan dengannya, kemudian aspek kedua dari metakognisi didefinisikan sebagai pemonitoran dan pengaturan  diri terhadap aktivitas kognitif sendiri.
Schoenfeld (1992) mendefinisikan metakognisi sebagai pemikiran tentang pemikiran sendiri yang merupakan interaksi antara tiga aspek penting  yaitu: pengetahuan tentang proses berpikir sendiri, pengontrolan atau pengaturan diri, serta keyakinan dan intuisi. Interaksi ini sangat penting karena pengetahuan kita tentang proses kognisi kita dapat membantu kita mengatur hal-hal di sekitar kita  dan menyeleksi strategi-strategi untuk meningkatkan kemampuan kognitif kita selanjutnya.
Metakognisi mencakup kemampuan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan berikut:
o    Apa yang saya tahu tentang hal ini, topik masalah subjek?
o    Apakah saya tahu apa yang harus saya ketahui?
o    Apakah saya tahu di mana saya bisa mendapatkan beberapa informasi, pengetahuan?
o    Berapa banyak waktu yang saya perlukan untuk belajar ini?
o    Apa saja strategi dan taktik yang bisa saya gunakan untuk belajar ini?
o    Apakah aku mengerti apa yang saya dengar, baca atau lihat?
o    Bagaimana saya tahu jika saya sedang belajar pada tingkatan yang sesuai?
o    Bagaimana saya bisa melihat jika saya membuat satu kesalahan?
o    Bagaimana saya harus merevisi rencana saya jika tidak sesuai dengan harapan/kepuasan saya?
Pustaka:
o    Pengembangan Metakognisi dalam pembelajaran Matematika oleh : Dr. Theresia Laurens, Makalah Seminar Nasional Matematika Juli 2011
o    Citation: Huitt, W. (1997). Metakognisi. Interaktif Psikologi Pendidikan .
o    http://www.edpsycinteractive.org/topics /metacogn.html

Selasa, 14 April 2015

4 Cara Mengikis Timbunan Lemak di Perut

Berlebihnya ukuran perut yang disebabkan timbunan lemak dapat menjadi penyebab awal penyakit? Untuk mengetahui apakah lingkar perut anda didalam batas normal atau tidak caranya cukup mudah. Ambil alat pengukur dan lakukan pengukuran pada lingkar perut, jika berada dibawah 80cm untuk wanita dan dibawah 90cm untuk pria maka dapat dikategorikan normal.
Penyakit yang dapat timbul bagi penderita yang mengalami kelebihan lingkar perut ini adalah penyakit metabolik seperti Diabetes Melitus, Hipertensi dan Jantung. Oleh karena itu sangat penting bagi para sobat gulalives untuk tetap memantau berat badan terutama memperhatikan ukuran lingkar perut.
Jika ternyata sudah melebihi dari ukuran lingkar perut yang normal, sobat gulalives dapat melakukan hal-hal yang telah banyak direkomendasikan oleh para ahli dibawah ini:
1. Berpuasa
Hal ini sangat optimal untuk membakar lemak di bagian perut, karena dengan melakukan puasa yang teratur tubuh akan kembali pada kondisi metabolisme yang optimal. Dengan metabolisme optimal ini maka proses pengolahan dan pembakaran makanan menjadi energi di dalam tubuh anda menjadi lebih sempurna, sehingga dapat mengurangi timbunan lemak yang selama ini terjadi
2. Perhatikan menu makanan
Kurangi asupan karbohidrat berlebih yang merupakan masalah utama bagi terjadinya timbunan lemak, dan perbanyak intake protein serta makan buah-buahan dan jus serta sayuran seperti salad disaat anda merasa lapar.
3. Perhatikan waktu makan
Sarapan pagi adalah keharusan, karena ini merupakan awal sumber energi bagi anda sebelum melaksanakan aktifitas. Makan siang juga dapat dilakukan secara normal, namun tentunya dengan jumlah dan porsi yang cukup dan tidak berlebih. Agar mempercepat hilangnya lemak diperut, maka makan malam anda dapat cukup diganti dengan buah segar serta campuran sayuran maupun jus. Ini dimungkinkan karena saat anda beristirahat maka dengan sendirinya metabolisme yang optimal akan mengkonsumsi lemak yang tertimbun jika memang jumlah kalori dari asupan yang tersedia sudah habis terpakai.
4. Olahraga
Kunci dari kesuksesan poin terakhir ini adalah keteraturan, maka olahraga ringan yang dilakukan teratur walaupun hanya dalam jangka waktu yang singkat akan memberikan dampak yang lebih baik jika dibandingkan olahraga keras dengan banyak membakar kalori namun dilakukan secara tidak teratur.
Lakukan ke 4 hal ini, maka saksikanlah perubahan yang terjadi pada lingkar perut anda. – HZ

  Sumber : http://gulalives.com/2015/04/11/4-cara-mengikis-timbunan-lemak-di-perut/

Kamis, 02 April 2015

Optimis, Ikhtiar dan tawakal



Optimis, Ikhtiar dan tawakal dalam Islam merupakan satu mata rantai yang tak dapat dipisahkan. Manusia hidup didunia ini pastilah mempunyai harapan, tanpa adanya harapan manusia tidak mempunyai arti sebagai manusia.

Pendefinisian harapan sering disamakan dengan definisi dari cita-cita. Padahal keduanya mempunyai arti yang berbeda dimana harapan adalah keinginan yang belum terwujud. Sedangakan cita-cita mempunyai definisi sebagai keinginan yang ada dalam hati seseorang. Cita-cita mungkin bisa tercapai atau tidak, agar cita-cita itu dapat dikabulkan oleh Allah ada beberapa faktor yang harus dipenuhi yaitu berdoa dan berbakti kepada Allah serta bekerja keras.Dalam bekerja keras tentulah manusia memerluka sikap optimisme sehingga termotivasi untuk mencapai harapan dan cita-cita yang diinginkan.

Dilihat dari segi bahasa optimisme berasal dari bahasa latin yaitu “Optima” yang berarti terbaik Menjadi optimis, dalam arti khas kata, pada akhirnya berarti satu harapkan untuk mendapatkan hasil terbaik dari situasi tertentu. Menurut Inggris Oxford Dictionary mendefinisikan optimisme sebagai mempunyai "harapan dan keyakinan mengenai masa depan atau hasil yang sukses dari sesuatu; Kecenderungan untuk mengambil pandangan positif atau penuh harapan". Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “optimis” adalah orang yg selalu berpengharapan  baik dl menghadapi segala hal.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya optimisme adalah suatu sikap penuh dengan keyakinan tinggi dalam mengahadapi permasalahan kehidupan didunia ini, dan dimasa depan akan meraih kesuksesan yang telah dicita-citakan sebelumnya. Optimisme adalah sebuah sikap yang akan mendorong seorang individu untuk terus berusaha pantang menyerah guna mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, walaupun seberat apapun problematika yang dihadapi namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme akan menjadikan seseorang dapat menghadapinya dan mencari problem solving.

Namun dalam bersikap optimis yang berlebihan akan membawa sesorang kedalam kesombongan dan akan membawanya dalam jurang kehancuran. Dengan demikian haruslah kita bersikap optimis dengan mengimbanginya dengan usaha keras serta berserah diri kepada Allah SWT. Apabila seorang hanya bersikap optimis tanpa diikuti oleh tindakan yang nyata dan kerja keras tujuan yang diinginkan tak akan tercapai, setelah bersikap optimis dan bekerja keras haruslah kita tetap berserah diri kepada Allah SWT, sebab hanya ditangan Allah lah yang akan menetukan hasil kerja keras kita.

Dengan bersikap optimis dalam mengahadapi persoalan kehidupan akan menjadikan seorang muslim lebih bersikap bahagia, sebab dapat mencapai apa yang telah dicita-citakan baik cita-cita dunia atau akherat. Selain hal itu menurut pakar yang telah melakukan riset menyatakan bahwasanya orang yang bersikap optimis akan mempunyai badan yang sehat dan lebih panjang umur dari pada orang-orang yang bersikap pesimistis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi.

Sebagai seorang muslim, kita harus optimis dalam menghadapi ujian atau cobaan, semua persoalan kita serahkan kepada ALLAH disertai usaha semaksimal mungkin, sebab hanya ALLAH tempat meminta dan tempat berlindung.bagi makhlukNya.

Orang Islam tidak punya kata pesimis dalam kamus hidupnya, sebab pedoman yang telah dipegang teguh adalah al-Quran dan al-Hadits. Pernahkah terpikir oleh kita bahwa segala rintangan, kesulitan yang dihadapi menjadikan kita kian pakar dan bertambah pengalaman dalam segala hal? Sungguh indah ayat cintaNya tentang sikap optimis yang harus ditanamkan dalam diri kita, Alam Nasyrah, “… karena. sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”


1. Pengertian Ikhtiar

Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab  yang berarti memilih. Ikhtiar diartikan berusaha sebab pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih.
Adapun menurut istilah, berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada untuk meraih suatu harapan dan keingina yang dicita-citakan, ikhtiyar juga juga dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia atau di akhirat.

2. Perintah untuk Berikhtiar
Dalil-dalil yang mewajibkan kita berikhtiar, antara lain :


1.            Surat al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya :”Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kalian di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kalian beruntung”.
2.            H.R. al-Bukhori nomor 1378 dari Zubair bin Awwam r.a yang artinya : “Sungguh, jika sekiranya salah seorang diantara kalian membawa talinya, lalu ia kembali dengan membawa seikat kayu di atas punggungnya, lalu dia jual sehingga Allah mencukupi kebutuhannya(dengan hasil itu) adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada manusia, baik mereka(yang diminta) member atau menolaknya.


3. Bentuk-bentuk Ikhtiar
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku ikhtiar, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
a. Mau bekerja keras dalam mencapai suatu harapan dan cita-cita.
b. Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
c. Tidak mudah menyerah dan putus asa.
d. Disiplin dan penuh tanggung jawab.
e. Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
f. Rajin berlatih dan belajar agar bisa meraih apa yang diinginkannya.

4. Dampak Positif Ikhtiar
Banyak nilai positif yang terkandung dalam perilaku ikhtiar, di antaranya sebagai berikut :
a. Terhindar dari sikap malas.
b. Dapat mengambil hikmah dari setiap usaha yang dilakukannya.
c. Memberikan contoh tauladan bagi orang lain.
d. Mendapat kasih sayang dan ampuna dari Allah SWT.
e. Merasa batinnya puas sebab dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
f. Terhormat dalam pandangan Allah dan sesame manusia sebab sikapnya.
g. Dapat berlaku hemat dalam membelanjakan hartanya.

5. Membiasakan Diri Berikhtiar
Sikap perilaku ikhtiar harus dimiliki oleh setiap muslim agar mampu menghadapi semua godaan dan tantangan dengan kerja keras dan ikhtiar. Untuk itu hendaklah perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut :
a. Kuatkan iman kepada Allah SWT.
b. Hindari sikap pemalas.
c. Jangan mudah menyerah dan putus asa.
d. Berdo’a kepada Allah agar diberi kekuatan untuk selalu berikhtiar.
e. Giat dan bersemangat dalam melakukan suatu usaha.
f. Tekun dalam melaksanakan tugas, Pandai-pandai memanfaatkan waktu.
g. Tidak mudah putus asa, selalu berusaha memajukan usahanya.

Bertawakal kepada Allah merupakan perintah yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an, di samping perintah-perintah lainnya seperti bertaqwa, bersabar, beristiqomah, ikhlas dan beribadah, ridho dalam menerima ketetapan Tuhan, berlaku adil, berjihad pada jalan-Nya, berkurban dan lain-lain.

Di antara perintah-perintah yang terpokok dan terutama sekali adalah perintah untuk ber-IBADAH kepada-Nya. Oleh sebab itulah maka tugas utama manusia di dunia ini tidak lain beribadah kepada-Nya sebagai mana ditegaskan oleh-Nya : ” Wamaa kholaktul jinna wal insa illa liya’buduuni ”  A.Q.S. 51:56.

ARTI DAN MAKNA TAWAKAL

Tawakal artinya BERSERAH DIRI DAN BERPEGANG TEGUH KEPADA ALLAH. Di sini terdapat dua unsur pokok yaitu, pertama berserah diri dan kedua berpegang teguh. Kedua-duanya adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dikatakan tawakal kalau belum berserah diri secara ikhlas. Tidak dapat pula dikatakan tawakal kalau belum berpegang kepada-Nya, belum kokoh atau belum bulat pada tingkat haqqul yakin kepada kekuasaan-Nya yang tidak terbatas, keadilan-Nya, kebijaksanaan-Nya, kasih sayang-Nya untuk mengatur segala sesuatu dengan sesempurna-sempurnanya.

Menjaring dan menjemput ’keran rezeki' yang telah ditetapkan Allah SWT, adalah kewajiban seorang muslim. Dalam menjemput rezeki, secara teknis kita akan berhadapan dengan zona rezeki baik dan rezeki yang tidak baik, yang halal dan rezeki yang tidak halal. Hal itu sebagaimana Alloh kemukakan dalam al-Quran surat al-Baqoroh ayat 57 yang artinya, "Makanlah makanan baik-baik yang Kami berikan kepadamu."

Ayat di atas, secara tersirat menjelaskan, sesungguhnya rezeki yang disebar terdiri atas rezeki baik dan rezeki yang tidak baik, dan kita diperintahkan untuk menjemput rezeki baik dan dengan cara baik pula.

Tergelincirnya seseorang menikmati rezeki yang tidak baik disebabkan sebab faktor ketakutan, kegelisahan, dan tidak yakin pada jatah yang telah ditetapkan Allah. Mereka takut miskin, padahal perasaan itu hanyalah bisikan setan sebagaimana firman Allah, "Setan itu menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan dan menyuruh melakukan perbuatan yang keji." . Sesungguhnya Allah dalam al-Quran telah bersumpah akan menjamin rezeki makhluknya, "Dan di langit terdapat rezekimu dan apa-apa yang dijanjikan kepadamu. Demi Tuhannya langit dan bumi, sesungguhnya apa yang dijanjikan itu adalah benar, seumpama perkataanmu." (QS. adz-Dzariyat: 22-23)­


Tawakal dalam Menjemput rezeki


Kunci utama dalam menjemput rezeki yang halal adalah ikhtiar dan tawakal. Sikap tawakal tidak identik dengan pasrah, apa adanya, kumaha engke, atau malas. Tawakal menurut bahasa berasal dari kata 'wakala' artinya menyerahkan ”sesuatu.” Itulah sebabnya, Yusuf Qordhowi mengemukakan, tawakal adalah cabang iman kepada Allah SWT., yang menyerukan kepada penyerahan diri kepada Allah SWT., semata tanpa mengabaikan sebab.

Seiring dengan ungkapan itu, Abu Turab an-Nakhsyaby menjelaskan, tawakal adalah gerakan untuk ubudiyah, menggantungkan hati kepada penanganan Allah, ketenangan kepada qodho dan qodar Allah SWT., kedamaian menerima kecukupan dari Allah, bersyukur jika diberi dan bersabar jika ditahan.

Tawakal adalah pancaran dari sikap optimis yang dibuktikan dengan kekuatan do’a dan kekuatan ikhtiar secara optimal. Dengan kata lain, tawakal adalah usaha yang dilakukan sepenuh hati dan dibuktikan dengan kesungguhan secara fisik.

Sikap tawakal seorang muslim bukan pada hasil tetapi pada proses. Ketika seekor kuda diikat atau ditambatkan pada sebatang pohon agar tidak lepas adalah sebuah proses tawakal. Toh, nanti ternyata setelah kuda diikat dengan kuat tetapi tetap bisa kabur itu adalah semata-mata kehendak Allah SWT. Demikian makna tawakal yang diajarkan panutan kita, Rasulullah Saw.

Konsep tawakal yang diajarkan Rasulullah mempunyai keutamaan yang sangat erat dengan pola hidup seorang muslim di antaranya, pertama sikap tawakal sangat disukai Allah. Hal itu sebagaimana tertulis dalam al-Quran surat al-Imron ayat 159, "Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kalian telah membulatkan tekad, maka tawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."

Kedua, dengan sikap tawakal Allah akan mencukupkan keperluan kita. Hal itu sesuai dengan janji Allah SWT dalam surat At-Tolaq ayat 3. Ketiga, sikap tawakal adalah bukti iman yang benar. Firman Allah, "Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman." . Keempat, dengan tawakal Allah akan memudahkan urusan rezeki kita dengan mudah. Rasulullah bersabda, "Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Ia akan memberi kalian rezeki, sebagaimana Ia memberi rezeki kepada burung yang pergi dalam keadaan kosong perutnya dan kembali lagi dalam keadaan kenyang."(HR. Tirmidzi).

Beranjak dari keutamaan tawakal, maka dapat dipastikan dalam setiap gerak langkah saat menjemput rezeki akan selalu lahir rasa optimis tinggi. Kondisi ini sejalan dengan hakikat kedatangan rezeki, yakni dari mana mendapat rezeki dan bagaimana membelanjakan rezeki itu. Soal banyak sedikit rezeki yang diperoleh bukan masalah. Bukankah posisi kita dalam kaitan rezeki hanya sebagai pemegang amanah bukan pemilik.

Rabu, 26 Maret 2014

INFO LANGKA BAGI PARA FACEBOOKER

INFO UNIK UNTUK YANG SUKA ONLINE


Sambil Facebook-an dapet DUIT??? SIAPA YANG
GA MAU???
INILAH CARA TERCEPAT, TERBAIK, DAN
TERPERCAYA MENGHASILKAN UANG DI FACEBOOK. DALAM WAKTU SINGKAT DAN
PASTI!!! dengan modal yang SANGAT,,SANGAT,,TERJANGKAU...
Silahkan dilihat disini,,Semoga bermanfaat dan
SUKSES UNTUK KITA SEMUA
Mau? Info Lengkap   buka & klik disini aja kawan

Senin, 17 Maret 2014

DEWASA

Dewasa itu mau belajar, tidak egois, bisa bertanggung jawab atas semua tindakan, berpikir kedepan, bisa mengerti lingkungan, dan bisa mengerti mana situasi pada saat main-main ataupun serius.Dan yang jelas, dewasa itu tidak bisa didapat secara instan, tidak semudah powerrangers yang tinggal mencet – mencet jam ajaibnya terus bisa berubah jadi pahlawan warna – warni. Dewasa itu pembelajaran yang membutuhkan waktu. Tidak semudah itu dapat menilai kedewasaan seseorang, dan tidak semudah itu berkata kepada seseorang bahwa orang tersebut tidak dewasa.
Ciri khas umat Dewasa diawali dengan Diam Aktif yaitu kemampuan untuk menahan diri dalam berkomentar. Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam mengendalikan lisannya, seorang anak kecil, saudaraku apa yang dia lihat biasanya selalu dikomentari.
Orang tua yang kurang dewasa mulutnya sangat sering berbunyi, semua hal dikomentari.,ketika dia melihat sesuatu langsung dipastikan akan dikomentari,ketika menonton televisi misalnya ; komentar dia akan mengalahkan suara dari televisi yang dia tonton . Penonton tv yang dewasa itu senantiasa bertafakur, acara yang dia tonton senantiasa direnungkan (tentunya acara yang bermanfaat) dan memohon dibukakan pintu hikmah kepada Allah, Subhanalloh.
Ketika menyaksikan demonstrasi dia bertafakur. Beginilah kalau negara belum matang, setiap waktu demo,kata-kata yang dikeluarkan jauh dari kearifan, ternyata sangat mudah menghina, mencaci, dan memaki itu\” Seseorang yang pribadinya matang dan dewasa bisa dilihat dari komentar-komentarnya,makin terkendali Insya Allah akan semakin matang.
Ciri kedewasaan selanjutnya dapat dilihat dari Empati. Anak-anak biasanya belum dapat meraba perasaan orang lain, orang yang bertambah umurnya tetapi tidak dapat meraba perasaan orang lain berarti belum dapat disebut dewasa. Kedewasan seseorang dapat dilihat dari keberanian melihat dan meraba perasaan orang lain. Seorang ibu yang dewasa dan bijaksana dapat dilihat dari sikap terhadap pembantunya yaitu tidak semena-mena menyuruh, walaupun sudah merasa menggajinya tetapi bukan berarti berkuasa,bukankah di kantor ketika lembur pasti ingin dibayar overtime ? tetapi pembantu lembur tidak ada overtime ? semakin orang hanya mementingkan perasaannya saja maka akan semakin tidak bijaksana. Semakin orang bisa meraba penderitaan orang lain Insya Allah akan semakin bijak. Percayalah tidak akan bijaksana orang yang hidupnya hanya memikirkan perasaannya sendiri.
Orang yang dewasa, cirinya hati-hati (Wara’),dalam bertindak. Orang yang dewasa benar-benar berhitung tidak hanya dari benda, tapi dari waktu ; tiap detik,tiap tutur kata, dia tidak mau jika harus menanggung karena salah dalam mengambil sikap. Anak-anak atau remaja biasanya sangat tidak hati-hati dalam bercakap dan mengambil keputusan.Orang yang bersikap atau memiliki kepribadian dewasa (wara’) dapat dilihat dalam kehati-hatian memilih kata, mengambil keputusan,mengambil sikap, karena orang yang tidak dewasa cenderung untuk bersikap ceroboh. Orang yang dewasa terlihat dalam kesabarannya (sabar), kita ambil contoh ; didalam rumah seorang ibu mempunyai 3 orang anak, yang satu menangis, kemudian yang lainnya pun ikut menangis sehingga lama-kelamaan menjadi empat orang yang menangis , mengapa ? karena ternyata ibunya menangis pula. Ciri orang yang dewasa adalah sabar, dalam situasi sesulit apapun lebih tenang, mantap dan stabil.
Sahabat-sahabat, seseorang yang dewasa benar-benar mempunyai sikap yang amanah, memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab. Untuk melihat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya bertanggungjawab, sebagai contoh ; seorang ayah dapat dinilai bertanggung jawab atau tidak yaitu dalam cara mencari nafkah yang halal dan mendidik anak istrinya ? Bukan masalah kehidupan dunia ,yang menjadi masalah mampu tidak mempertanggungjawabkan anak-anak ketika pulang ke akherat nanti ? Ke surga atau neraka? Oleh karena itu orang tua harus bekerja keras untuk menjadi jalan kesuksesan anak-anaknya di dunia dan akherat.
Pernah ada seorang teman menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri, ketika ditanya tentang sholatnya ? ternyata tidak berjalan dengan baik karena orang-orangnya tidak ada yang sholat sehingga melakukannya pun kadang-kadang, apalagi untuk shalat Jumat jarang dilaksanakan, dengan alasan masjidnya jauh.

Lalu kenapa disekolahkan di Luar Negeri ? alasannya adalah sebentar lagi globalisasi., ketika perdagangan bebas anak harus disiapkan. Tetapi bagaimana jika sebelum perdagangan bebas anaknya meninggal dunia ? sudah disiapkan belum pulang ke akherat? orang yang dewasa akan berpikir keras bagaimana anak-anaknya bisa selamat? Jangan sampai di dunia berprestasi tapi di akherat celaka. Saudaraku tidak cukup merasa bangga dengan menjadi tua, mempunyai kedudukan,jabatan,karena semua itu sebenarnya hanyalah topeng, bukan tanda prestasi. Prestasi itu adalah ketika kita semakin matang, dan semakin dewasa. Kesuksesan kita adalah bagaimana kita bisa memompa diri kita dan menyukseskan orang-orang disekitar kita, kalau ingin tahu kesuksesan kita coba lihat perkembangan keluarga kita, istri dan anak-anak kita maju tidak? lihat sanak saudara kita pada maju tidak? Jangan sampai kita sendirian yang maju, tapi sanak saudara kita hidup dalam kesulitan, ekonominya seret, pendidikan seret.,sedang kita tidak ada kepedulian. Berarti itu sebuah kegagalan.,kedewasaan seseorang itu dilihat dari bagaimana kemampuan memegang amanah ? Wallahu’alam

Kamis, 07 Maret 2013

BEKERJA DENGAN HATI


Ada orang yang bekerja dengan kepandaian dan pengetahuannya (head), ada pula yang mengandalkan koneksinya. Namun semua itu tidak menjamin bahwa mereka dapat menikmati pekerjaannya, sampai mereka bekerja dengan hatinya (heart). Selain bisa menikmati yang dikerjakan, bekerja dengan sepenuh hati hasilnyapun akan maksimal.
Ketika kita bekerja dengan hati, kemauan kita akan lebih kuat. Pikiran kita akan semakin tajam, sehingga akan lebih produktif dibanding bekerja tanpa hati. Dorongan hatilah yang menggerakkan pikiran, kemauan dan tindakan kita.
Bagaimana bekerja dengan hati  Mulailah dengan lima langkah berikut ini :

1. Tetapkan tujuan dalam hati.
Banyak tujuan yang bisa kita temukan ketika bekerja, mungkin untuk mendapatkan uang, pengalaman, posisi atau gengsi dan beberapa tujuan lainnya. Namun dalam persaingan bisnis yang ketat dan di tengah kesulitan akibat berbagai krisis, mereka yang bekerja digerakkan oleh tujuan-tujuan mulia yang lahir dari hati nurani, seringkali bertahan dan meraih sukses.

2. Temukan kepuasan dalam hati.
Kepuasan finansial, kepuasan karir dan kepuasan-kepuasan lain yang bersifat fisik, tidak ada habisnya sehingga seringkali membuat orang lupa diri dan terjebak dalam penyimpangan-penyimpangan bisnis yang akhirnya menimbulkan persoalan besar. Pencarian kepuasan batin atau hati akan menjaga seseorang melakukan cara-cara yang benar dan aman dalam berbisnis.

3. Bekerja dengan ketetapan hati yang teguh.
Halangan terbesar dalam bekerja adalah kondisi mental hati kita. Kurang antusias, kalah sebelum berperang, perasaan kurang mood dan berbagai kondisi mental yang melemahkan lainnya akan menjadi penghalang kesuksesan kita. Jika kita yakin terhadap motivasi hati kita yang bersih dan yakin dengan tujuan-tujuan mulia dalam hati kita, maka apapun halangannya akan dapat kita atasi dengan ketetapan hati yang teguh.

4. Bangun team dengan kesehatian.
Tidak ada orang yang bisa sukses maksimal dengan bekerja sendirian. Bekerjasama dengan team maka kita dapat mencapai hasil lebih maksimal. Team yang kuat, utuh solid dan kompak, hanya bisa diwujudkan melalui kesehatian satu sama lain. 

5. Bekerja dengan sepenuh hati.
Apapun yang dikerjakan dengan sepenuh hati, keseriusan, fokus dan totalitas akan menghasilkan kualitas prima. Kesuksesan selalu diraih oleh mereka yang bekerja dengan segenap hatinya. 

Minggu, 22 Juli 2012

LANGKAH YANG TEPAT

Asy-Syaukai pernah mengatakan, "sejumlah ulama menasehatiku, jangan pernah berhenti menulis, walau hanya dua baris sehari, aku pun mematuhinya, dan kini aku dapat memetik buahnya".
Pesan yang tersirat dalam pernyataan Asy-Syaukani ini merupakan makna Hadits Rosululloh : "Sebaik-baik perbuatan adalah yang dilakukan seseorang secara terus menerus walaupun sedikit".
Dikatakan, tetesan demi tetesan akan membentuk sebuah aliran air yang deras. Tidakkah kau lihat seutas tali yang karena mengikat pinggang bukit telah mengguratkan bekas.
Kita sering menggerutu karena tidak sabar ingin melakukan apa saja dengan sekali terjadi, yang kemudian itu membuat kita capek dan bosan, lalu meninggalkannya. Padahal jika kita melakukan sedikit demi sedikit, dan setahap demi setahap sesuai perencanan kita, pasti kita akan mampu melalui fase-fase itu dengan tenang.
Anggaplah sholat itu sehabagai contoh, Agama mensyariatkannya dalam lima waktu yang terpisah-pisah, sehingga memungkinkan manusia untuk istirahat sejenak, dan merindukannya lagi pada saat menunggu waktu sholat berikutnya. Seandainya sholat lima waktu itu digabung dalam satu waktu pasti akan membosankan.
Dari pengalaman nyata ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang melakukan pekerjaan secara bertahab jauh lebih produktif daripada yang melakukannya sekaligus.
Sebuah tesis yang dikemukakan para ulama menyimpulkan bahwa sholat menertibkan waktu kita, tesis ini mengambil makna dari Firman Allah : Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (QS An-Nisa : 103)
Seandainya saja seorang hamba mampu membagai pekerjaannya yang menyangkut agama dan dunianya setelah waktu sholat, niscaya dia akan mendapatkan waktu yang sangat luang. Dapat pula dicontohkan seorang pelajar atau mahasiswa mengalokasikan waktu sehabis sholat subuh untuk menghafal ilmu apa saja, setelah sholat dzuhur untuk membaca yang ringan-ringan, setelah sholat ashar belajar untuk tulisan yang serius, setelah maghrib untuk main-main dan perbincangan santai, dan setelah isyak untuk membaca dan mempelajari buku-buku kontemporer, hasil riset, jurnal, dan kumpul bersama keluarga dan kerabat, maka akan bagus sekali.
Dari dasar nuraninya, orang yang berfikir akan mendapatkan pertolongan dan cahaya. Firman Allah : Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberi kapadamu furqon (QS al-Anfaal : 29)



Jumat, 20 Juli 2012

10 TANDA ORANG YANG BIJAK

1.Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
2.Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.
3 Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka  dan amaat sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
4.Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
5.Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
6.Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
7.Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
8.Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
9.Easy Going (Santai)
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
10.Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Jumat, 11 Mei 2012

SABAR


Definisi Sabar

Secara bahasa sabar berarti al-habsu ( menahan ) dan al-man’u ( mencegah ), yaitu lawan kata dari al-jaz’u ( keluh kesah ). Dikatakan: shabara shabran (صبر صبرا ,( maksudnya : tegar dan tidak berkeluh kesah.Shabara berarti: menunggu, shabara nafsahu berarti: menahan diri dan mengekangnya,shabara fulan: menahannya, shabartu shabran : aku menahan diriku dari berkeluh kesah.
Ada pula yang mendifinisikan sabar adalah menyatukan antara pikiran dan badan kita didalam tempat yang sama. Misalnya; Sehabis lelah bekerja dalam perjalanan pulang kita terjebak macet, orang yang sabar berarti pikiran dan badannya tetap berada ditempat dimana ia terjebak macet. Kalau pikirannya melayang dan berpikir “wah kalau saja tadi tidak lewat jalan ini saya tidak akan kena macet”, maka ini namanya mengeluh bukan sabar lagi.
Orang yang sabar merupakan orang yang bertumpu pada proses dan menikmati semua proses tersebut. Sehingga sabar juga merupakan ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosi onal. Orang yang sabar itu mampu mengendalikan dirinya dan menahan respons yang bersifat jangka pendek untuk mendapatkan kenikmatan jangka panjang.
Sedangkan keluhan merupakan kesulitan didalam menerima sesuatu yang terjadi, penolakan terhadap sesuatu yang ada pada diri kita. Ketika ada kemacetan seperti pada contoh diatas, kita merasa badan dan pikiran tidak berada dalam satu tempat sehingga timbul rasa mengeluh, akhirnya kita pun tidak menikmati “proses” tersebut.
Definisi selanjutnya, Sabar adalah menahan diri dari sesuatu yang tidak disenangi tepat ketika sesuatu itu terjadi pertama kali. Misalnya ; Saat kita kejedot pintu, secara refleks kita mengucapkan “Innalillah” atau diam saja. Namun kalau pertama kali itu terjadi dan kita mengumpat,atau ngedumel maka ini bukan sabar namanya,meski setelah dipikir-pikir akhirnya dapat menerima, tetap saja bukan sabar namanya melainkan ridho/rela. Harus diingat Sabar itu penerimaan kita saat pertama kali musibah itu datang.
Jelaslah bahwa makna sabar adalah mencegah dan menahan diri dari berkeluh kesah saat pertama kali hal yang tidak kita senangi datang, menahan lisan dari mengeluh, dan anggota badan dari mengamuk,seperti menampar pipi, merobek saku baju , membanting pintu dan semisalnya.

Hakikat Sabar

Hakikat sabar adalah akhlak utama yang merupakan bagian dari akhlak jiwa yang mampu menahan pemiliknya dari perbuatan yang tidak baik dan tidak senonoh. Sabar merupakan kekuatan jiwa yang dengannya jiwa menjadi baik dan tingkah laku menjadi lurus. Dan kekuatan ini menjadikan manusia mampu menahan jiwanya untuk memikul berbagai bentuk kelelahan, kesulitan dan penderitaan.

Senin, 09 Januari 2012

BUDAYA MATERI

Apa makna benda-benda bagi manusia? Baik dari sudut pandang masyarakat tradisional maupun masyarakat modern pertanyaan ini bisa dijawab dengan dua hal, yang merupakan pokok kajian budaya materi (budaya pemanfaatan benda-benda oleh manusia, bagaimana manusia berhubungan dengan benda). pertama, benda-benda bisa diletakkan dalam perspektif fungsional saja. Dalam perspektif ini sebuah piring berfungsi sebagai wadah makanan, senjata berfungsi sebagai alat berburu dan mempertahankan diri terhadap serangan musuh, sepatu berfungsi sebagai pelindung kaki dsb. Fenomena peradagangan/ekonomi juga masih termasuk dalam perspektif ini. Yang kedua, benda-benda bisa juga diletakkan dalam perspektifnya sebagai totem, yaitu diasosiakan secara simbolik dengan sesuatu yang lain. Di sini benda-benda berperan sebagai pembawa maknamakna sosial tertentu. Cincin misalnya, yang tak terlalu penting dalam perspektif fungsional, dalam perspektif totem bisa bermakna kecantikan, kekayaan, atau ikatan kesetiaan dsb. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa benda-benda, seperti diteorisikan Mary Douglas (antropolog) dan Baron Isherwood (ekonom) (1979), mampu mengkongkretkan makna-makna sosial yang abstrak seperti kesetiaan, kepatuhan, dsb. Menurut Douglas dan Isherwood konsumsi benda-benda yang terjadi dalam semua masyarakat adalah juga di luar perdagangan, ia selalu merupakan sebuah fenomena kebudayaan, selalu berkaitan dengan nilai-nilai, makna-makna, dan komunikasi. Benda-benda bukan hanya dipakai untuk melakukan sesuatu, melainkan juga punya makna dan bertindak sebagai tanda makna dalam hubungan sosial, selalu memamerkan seperangkat nilai tertentu. Hal ini juga berarti bahwa dalam sirkulasi benda-benda telah terjadi sebuah pertukaran simbolik. Douglas dan Isherwood secara khusus menyelidiki upacara-upacara, baik dalam masyarakat tradisional maupun modern, yang menurut mereka berfungsi sebagai tempat untuk penciptaan makna benda-benda dengan cara memperlihatkan kegunannya dalam upacara. Karena upacara-upacara merupakan acuan klasifikasi seseorang dalam masyarakat, maka benda-benda secara langsung berperan sebagai sumber identitas sosial dan pembawa makna sosial. Marshal Sahlins (1976) mengembangkan konsep totemisme ini untuk menyelidiki konsumsi bendab-enda dalam masyarakat modern. Menurutnya, jika masyarakat tradisional menggunakana benda-benda 'alamiah' (kayu, batu, tulang dsb.) sebagai totem, maka totem masyarakat modern adalah benda-benda buatan pabrik. Ia menunjukkan bagaimana sistem pakaian masyarakat modern bukan sekedar seperangkat objek materi untuk membuat hangat tubuh dsb., tetapi sebagai kode simbolik untuk mengkomunikasikan keanggotaan dalam suatu kelompok sosial (priawanita, kelas ataskelas bawah dsb.). Lewat pakaian masyarakat modern mengkomunikasikan keanggunan perempuan, keperkasaan lakilaki, dan kehalusan kelas bangsawan. McCracken (1988) juga mengidentifikasi pemanfaatan benda-benda konsumen dalam ritual-ritual masyarakat kontemporer. Ia mengajukan beberapa ritual masyarakat kontemporer paling penting. Pertama, 'upacara pemberkatan', yang meliputi pengumpulan, pembersihan, perbandingan, dan pertunjukkan benda-benda. Dekorasi kamar tidur dengan poster-poster. Upacara ini memungkinkan pemiliknya mengklaim hak atas makna sebuah objek di luar batas kepemilikan biasa. Ini merupakan cara mempersonalisasikan objek, cara memindahkan makna dari dunia individu kepada benda yang baru diperoleh. Ia mencontohkan upacara hadiah, misalnya pada hari ulang tahun, hari natal, atau hari kasih sayang. Pemilihan dan pemberian benda-benda konsumen oeh seseorang dan diberikan kepada orang lain merupakan sebuah perpindahan makna. Seringkali sebuah benda dipilih sebagai hadiah karena benda tersebut memiliki makna kepemilikan yang penuh yang ingin diberikan kepada orang lain. Misalnya, seorang perempuan yang menerima sebuah pakaian diundang untuk mendefinisikan dirinya menurut makna gayanya; pemberi bunga atau coklat mungkin meminta penerimanya untuk menunjukkan sifat kelembutan atau sifat yang manis. Dari perspketif ini, pemberian benda-benda pada suatu upacara (hari ulang tahu, hari raya dsb.) dapat dipandang sebagai sarana yang paling tepat dalam komunikasi antarpribadi atau pengaruh antarpribadi. Budaya materi, dalam pandangan Marx, adalah objektifikasi kesadaran sosial. Ini berawal dari distingsi Marx antara produksi yang bermanfaat langsung bagi pembuatnya dengan produksi yang semata-mata untuk kepentingan pasar. Proses yang terakhir inilah yang disebut Marx benda sebagai komoditas. Meskipun tak mengalami bentuk-bentuk budaya materi modern, ia kemudian sampai pada konsep fetishisme komoditas yang menggambarkan penyembunyian cerita tentang siapa dan bagaimana sebuah objek dibuat. Dalam fetishisme modern, kegunaan benda-benda didistorsi secara sistematis oleh pencarian keuntungan kapitalis. Dan jelas bahwa kebutuhan untuk mencari untung ini telah secara dramatis melahirkan benda-benda baru yang dijual hanya untuk memanipulasi konsumen. Theodore W. Adorno (1974), penginterpretasi Marx dari Kelompok Frankfurt yang dihormati, mengintrodusir knsep nilai guna sekunder. Konsep ini menunjukkan fenomen konsumsi dalam masyarakat inddustri dimana melalui kemasan, promosi dan iklan, benda-benda dicocokkan dengan topeng-topeng yang didesain secara ekspresif untuk memanipulasi hubungan yang mungkin terjadi antara benda-benda pada satu sisi serta keinginginan, kebutuhan dan emosi manusia di sisi lain. Nilai guna sekunder berjalan begitu dominasi nilai tukar telah diatur untuk menghapus ingatan mengenai nilai guna murni benda-benda. Ini adalah dasar bagi estetika komoditas, dimana komoditas berperan bebas dalam asosiasi dan ilusi budaya yang sangat luas. Iklan secara khusus mampu mengeksploitasi kebebasan ini untuk menampilkan citra romantis, eksotik, kepuaasan, atau kehidupan yang baik dengan memperkenalkan barang-barang konsumen seperti sabun, mesin cuci, mobildan minuman beralkohol. Ini persis dengan yang dikatakan Douglas dan Isherwood tentang kemampuan benda-benda untuk mengkonkretkan maknamakna sosial yang abstrak, tetapi dalam hal ini Adorno mampu menunjukkan peran media massa modern dalam proses pengkongkretan ini. Sejalan dengan langkah Adorno, Celia Lury (1996) menunjukkan bahwa kelemahan studi budaya materi seperti yang dilakukan Douglas dan Isherwood adalah bahwa mereka hanya memperlakukan benda-benda sebagai media nonverbal untuk kemampuan kreatif manusia. Mereka gagal untuk secara meyakinkan mengkaji isuisu mengenai kekuatan dan kontrol simbolik. Arjun Appadurai (1986) mempercanggih metodologi Douglas dan Isherwood dengan secara langsung memusatkan kajiannya pada 'kehidupan sosial benda-benda'. Ia menyatakan bahwa benda-benda bukan hanya bersifat sosial dan budaya semata, melainkan benda-benda itu mempunyai kehidupan: bobot dan otoritas benda dapat dipaksakan dalam kehidupan manusia, karena memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keyakinan, memberi kewajiban, penampilan, dan kesenangan. Walaupun dari sudut teoritis manusia sebagai pelaku menandai benda-benda dengan sebuah arti, namun dari sudut metodologis pergerakan bendalah yang meghiasi konteks sosial dan kemanusiaan mereka. Secara agak mengejutkan, benda-benda dikajinya secara naratif, dituturkan sebagai kisah dengan sarana 'sejarah kehidupannya'. Pendeknya ia menelusuri narasi benda-benda dan jalur lintasannya: darimana benda berasal, siapa pembuatnya, apa gunanya, berapa 'umur' atau 'periode kehidupan' benda tersebut, apa ciriciri budaya untuknya, bagiamana kegunaan benda berubah sesuai umurnya dsb. Contoh yang bagus untuk pendekatan model Appadurai ini adalah studi Dick Hebdige tentang "siklus skuter Itali" (1988). Hebdige menyelediki apa yang disebutnya dengan 'kepentingan budaya' sebuah objek. Kepentingan ini digali dengan menelusuri perubahan arah yang dialmpaui dalam sirkuasi benda-benda. Strategi studinya adalah dengan mengikuti fluktuasi makna sosial skuter dan kemudian menarasikannya; Hebdige menunjukkan. bahwa skuter yang mula diasosiakan dengan status sosial yang rendah karena bentuknya yang mirip mainan anak-anak , kemudian melonjak menjadi objek yang dipuja karena diasosiakan dengan kenecisan dan modern pada awal '60an, dan kemudian status skuter yang sekarang adalah sebagai benda nostalgia. Pada awal peluncurannya, skuter didefinisikan sebagai 'perempuan', ia dianggap sebagai kendaraan lakilaki. Dan sebagai perempuan, skuter dihidupkan dalam harapan mengenai 'perkawinan'. Pabrik-pabrik motor di Inggris, yang terkenal dengan 'kelelakiannya' kemudian dipaksa memproduksi skuter, sebuah kendaran yang lebih 'feminin' dan 'ramping'. Pada awal kemunculannya di Inggris, dengan dalih "referensi maskulinitas dan keperkasaan", skuter secara moral bahkan dicurigai sebagai anti etos kerja keras. Tetapi kemudian 'perkawinan' antara sepeda motor dan skuter berlangsung juga. Hebdige mencontohkan bahwa pada tahun '50-an skuter adalah ancaman terbesar bagi industri sepeda motor Inggris; dalam sebuah pameran 3 sepeda motor harus bersaing dengan 50 skuter. Skuter kemudian menjalani hidup baru setelah 'percerainnya' dengan sepeda motor. "Keitalian" sebuah skuter menjadi penting, dan kefisienan desainnya menjadi simbol objek masa depan. Keriangan kehidupan baru skuter ini kemudian berubah sejak pertemuannya dengan klub-klub pecinta skuter dan balap skuter. Pertemuan ini ini membawa skuter kepada identitas sebuah subkultur tertentu. Dan di masa-masa akhir hidupnya, dengan hadirnya sekolah-sekolah desain produk modern, kesempurnaan desain skuter didramatisir dan menjadi ajang estetikasi kehidupan sehari-hari. Kejayaan skuter akhirnya benar-benar runtuh karena munculnya sepeda motor-sepeda motor kecil buatan Jepang, juga karena kewajiban memakai helm yang membuat naik skuter tak setrendi pada masa-masa sebelumnya.