Kebenaran laksana bintang yang samar di balik malam
Memanggil jiwa, membuka pintu wajah penganiayaan
Lalu mengajarkan kepadamu tentang makna kedukaan yang dalam
Menyingkap tabirnya bersama lautan kebaikan dan gelombang kebajikan
Kebenaran itu menuntun jiwamu membuka misterinya sendiri
Atas namanya kau galang sejuta koin recehan
Lalu kau hempaskan pada wajah keadilan yang bernilai milyaran
Karena hukum telah memalingkan jiwanya pada wajah perbudakan
Dan dakwaan telah merajai kekuasaan seolah tak tertaklukkan
Namun kebenaran mendendangkan nyanyian indahnya
dan menyangga keagungan harapan pada kehidupan yang pualam
Duhai jiwamu yang hampa oleh rasa keadilan
Telah kau taburkan benih-benih kebohongan dalam jiwa hukummu
Dan kau semaikan aturan-aturan semu di ladang kuasamu
Menghujamkan keputusan sharkasme di ujung palu dakwaanmu
Kulihat kebijaksanaanmu menggoreskan kepedihan dan menebarkan aroma penindasan
Mengalirkan air mata darah ketidakpuasan dan menorehkan luka pemberontakan
Lihatlah di sudut-sudut beranda rumah dan di tepi jalanan
Suara-suara hati yang rindu kebenaran telah bergema memenuhi semesta jiwa
Memulai iring-iringan cinta menuju taman istana singgasana keadilan
Menghampiri segenap jiwamu yang terjangkit dahaga kekuasaan
Duhai dimanakah kau simpan nyala api cinta pada negara
Jika bibirmu tak lagi menggemakan suara pada jiwa sang teraniaya
Telingamu seolah tuli hingga tak mendengar tangisan pilu sang terdakwa
Hatimu telah di belenggu oleh kemuliaan dan kehormatan tak berharga
kau bentangkan tanganmu pada kesia-siaan tak terhingga
Hingga semangat pengabdian yang kau teriakan dalam wacana
Hanyalah lautan hampa tanpa jiwa.........
Tangerang , 10 Desember '09
Catatan Eny Suhaeni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar