Kamis, 28 Oktober 2010

Apakah Menulis Bisa Mudah dan Cepat?

Itu pertanyaan yang lama sekali mengganggu pikiran saya. Jika anda meyakini bahwa menulis adalah sebuah keterampilan, mestinya ada panduan yang benar-benar bisa memandu orang untuk menulis secara mudah dan cepat.
Ada nasihat yang sudah lama saya dengar: Menulislah sebagaimana anda bicara. Saya kira anda bisa mendapatkan titik terang dari sana. Ketika anda bicara, anda tidak merisaukan kata-kata yang anda sampaikan. Ketika anda bicara, gagasan anda mudah ditangkap oleh lawan bicara anda. Ketika anda bicara, anda tidak terlalu berpikir apakah anda akan menggunakan kata-kata yang sanggup mengguncangkan dunia atau, setidaknya, membikin ayan pendengar anda. Anda berbicara lancar karena anda sudah menguasai kecakapan itu.
Maka, ketika anda menulis seperti anda bicara, gagasan yang anda sampaikan dalam tulisan anda pastilah bisa ditangkap dengan mudah. Dan anda akan menulis lebih cepat dan lebih lancar. Atau anda memang ingin menulis dalam cara yang tidak mudah dipahami?
Saya kira itu warisan dari pelajaran kesastraan yang kita dapatkan di SMP. Oleh buku pelajaran sastra SMP, kita diberi tahu bahwa konon bahasa kesusastraan adalah bahasa yang berbeda dari bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Bahasa kesusastraan adalah bahasa indah, kalau bisa setiap kata harus ditumbuhi sayap yang akan terus mengepak-ngepak sampai tiba hari kiamat. Setiap kata dalam karya sastra, kalau kita menjualnya eceran, mungkin harganya Rp50 ribu, sementara bahasa sehari-hari harganya Rp1.000,- saja. Untuk membenarkan anggapan itu, kita diberi contoh-contoh puisi karya J.E. Tatengkeng, Amir Hamzah, dan sebagainya, yang memang menggunakan bahasa Melayu dengan rasa bahasa zaman itu. Tentu saja itu jauh berbeda dibandingkan bahasa keseharian kita sekarang.
Penanaman keyakinan semacam itu mengenai bahasa kesusastraan saya kira telah mewariskan ketegangan pada siapa saja yang berniat menulis. Saya sudah lama tidak membaca buku pelajaran kesusastraan SMP, sehingga tidak tahu lagi apakah pandangan tentang sastra masih seperti itu atau sudah berubah.
Namun, terus terang, pelajaran itu sempat memberikan beban mahaberat kepada saya ketika saya mula-mula belajar menulis. Yang membuat saya bisa menyingkirkan beban pelajaran SMP dan lebih rileks dalam urusan tulis-menulis adalah adanya orang-orang yang tidak memedulikan apakah setiap kata dalam tulisan mereka harus kata-kata besar atau kata-kata yang mungil belaka. Penulis Ernest Hemingway mengatakan, “... ada kata-kata yang lebih lazim, lebih simpel, dan lebih baik, dan kata-kata seperti itulah yang saya gunakan.” Dan dengan keyakinan semacam itu, ia menjadi penulis yang produktif. Penulis fiksi ilmiah paling produktif, Isaac Asimov, menyatakan hal yang kurang lebih serupa ketika ditanya apa rahasia kreativitasnya. “Karena saya menulis simpel dan apa adanya,” katanya.
Jadi apakah menulis bisa dilakukan secara mudah dan cepat?
Sekarang saya akan menjawab itu dengan sebuah pertanyaan juga: Kenapa tidak membuktikannya? Penulis kita Budi Darma membuktikan itu dengan menyelesaikan salah satu bukunya dalam waktu seminggu. Edward de Bono menulis Buku tentang Kearifan hanya dalam waktu empat pagi hari. "Karena siang hari terlalu panas, dan malamnya ada acara," katanya. Robert L. Stevenson konon menulis salah satu novelnya yang sangat terkenal The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde dalam waktu 72 jam. Dan dalam urusan kecepatan ini, contoh yang sangat fenomenal adalah Issac Asimov. Ia menulis ratusan novel fiksi ilmiah dan terus mampu mempertahankan kecepatan dan kualitas penulisannya dengan cara “simpel dan apa adanya.”

Apa Rahasia Menulis Cepat
Rahasia menulis cepat adalah anda menulis secepat-cepatnya. Jika anda tersendat-sendat, dan sangat mencintai tombol backspace, maka saya harus mengingatkan lagi, singkirkan pikiran anda. Ia punya bagiannya nanti. Anda hanya perlu menumpahkan apa saja secepat-cepatnya. Mungkin kalimat anda tidak runtut, tulisan anda salah-salah ketik. Tidak ada masalah dengan itu. Kalimat anda meloncat-loncat, tidak apa-apa. Yang pentinga adalah anda terus bergerak maju dengan kecepatan tinggi. Anda tidak perlu merisaukan apa pun.
Ketika anda mengerjakan sesuatu tanpa berpikir, anda bisa menyelesaikan urusan itu secara cepat. Berpikir keras biasanya hanya kita lakukan ketika kita sedang dalam tahap belajaran untuk menguasai keterampilan tertentu. Ketika kita sudah cakap, kita bisa mengerjakannya “di luar kepala.” Saya kira kecakapan menulis juga tidak terlepas dari hukum itu.
Apa lagi rahasia menulis cepat? Menulislah seperti anda bicara. Tampaknya ini adalah formulasi lain untuk pernyataan Isaac Asimov tentang menulis secara simpel dan apa adanya.
Masih ada lagi? Buatlah pertanyaan. Anda akan menulis lancar dengan cara merespons pertanyaan. Dan jawaban atas sebuah pertanyaan akan menghasilkan tulisan sepanjang apa pun yang anda kehendaki. Dan anda hanya perlu menulis secepat-cepatnya ketika menjawab pertanyaan itu.
Sumber: http://as-laksana.blogspot.com/2010/09/apakah-menulis-bisa-mudah-dan-cepat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar