Minggu, 29 November 2009

PEMBENTUKAN SIKAP (SUWANDI, S.Pd.M.Pd)

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial merupakan kontak sosial dan hubungan antar indidvidu dengan anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi antar individu yang didalamnya terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Pada pemahaman yang luas interaksi sosial itu meliputi hubungan individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya.
Diantarnya berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, faktor emosi dalam diri individu, dan media massa.

1. Lembaga pendidikan serta lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau moral dan agama ikut berperanan dalam menentukan sikap individu.

2. Pengalaman Pribadi
Peristiwa yang sedang dialami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan terhadap peristiwa akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk mampu memberi tanggapan dan penghayatan maka seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Penghayatan membentuk sikap positif dan negatif akan tergantung pada berbagai faktor lain
Pembentukan kesan atau tanggapan terhadap obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana tanggapan itu terbentuk dan atribut atau ciri-ciri obyek yang dimiliki oleh stimulus.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat, oleh karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Sebab dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, akan pengalaman terasa lebih dalam dan lebih lama berbekas.

3. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapakan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau orang yang berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Pada umumnya, individu cenderung untuk memilik sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk beralifiasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apalagi kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi kehidupan tertentu maka sikap seseorang akan terbiasa dan cenderung mendukung kebudayaan yang bernorma longgar itu.
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pula yang memberi corak pengalaman individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

5. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Seringkali suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persistem dan bertahan lama. Misalnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional yaitu prasangka (prejudice). Prasangka ini diterjemahkan sebagai sikap yang tidak toleran, tidak fair atau tidak favorabel terhadap sekelompok orang.

6. Media Masa
Media televisi, radio, majalah, surat kabar, internet dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang . Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mempengaruhi opini seseorang. Dengan adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognisi baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Walaupun pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi individu secara langsung namun dalam proses pembentukan dan perubahan sikap maka peranan media massa tidak kecil artinya. Oleh karena itu salah satu bentuk informasi sugestif dalam media massa yaitu iklan selalu dimanfaatkan dalam dunia usaha guna meningkatkan penjualan atau memperkenalkan suatu produk baru. Dengan demikian informasi dalam iklan selalu berisi segi positif mengenai suatu produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektif yang positif dan merupakan bentuk strategi persuasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar