Asy-Syaukai pernah mengatakan, "sejumlah ulama menasehatiku, jangan pernah berhenti menulis, walau hanya dua baris sehari, aku pun mematuhinya, dan kini aku dapat memetik buahnya".
Pesan yang tersirat dalam pernyataan Asy-Syaukani ini merupakan makna Hadits Rosululloh : "Sebaik-baik perbuatan adalah yang dilakukan seseorang secara terus menerus walaupun sedikit".
Dikatakan, tetesan demi tetesan akan membentuk sebuah aliran air yang deras. Tidakkah kau lihat seutas tali yang karena mengikat pinggang bukit telah mengguratkan bekas.
Kita sering menggerutu karena tidak sabar ingin melakukan apa saja dengan sekali terjadi, yang kemudian itu membuat kita capek dan bosan, lalu meninggalkannya. Padahal jika kita melakukan sedikit demi sedikit, dan setahap demi setahap sesuai perencanan kita, pasti kita akan mampu melalui fase-fase itu dengan tenang.
Anggaplah sholat itu sehabagai contoh, Agama mensyariatkannya dalam lima waktu yang terpisah-pisah, sehingga memungkinkan manusia untuk istirahat sejenak, dan merindukannya lagi pada saat menunggu waktu sholat berikutnya. Seandainya sholat lima waktu itu digabung dalam satu waktu pasti akan membosankan.
Dari pengalaman nyata ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang melakukan pekerjaan secara bertahab jauh lebih produktif daripada yang melakukannya sekaligus.
Sebuah tesis yang dikemukakan para ulama menyimpulkan bahwa sholat menertibkan waktu kita, tesis ini mengambil makna dari Firman Allah : Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (QS An-Nisa : 103)
Seandainya saja seorang hamba mampu membagai pekerjaannya yang menyangkut agama dan dunianya setelah waktu sholat, niscaya dia akan mendapatkan waktu yang sangat luang. Dapat pula dicontohkan seorang pelajar atau mahasiswa mengalokasikan waktu sehabis sholat subuh untuk menghafal ilmu apa saja, setelah sholat dzuhur untuk membaca yang ringan-ringan, setelah sholat ashar belajar untuk tulisan yang serius, setelah maghrib untuk main-main dan perbincangan santai, dan setelah isyak untuk membaca dan mempelajari buku-buku kontemporer, hasil riset, jurnal, dan kumpul bersama keluarga dan kerabat, maka akan bagus sekali.
Dari dasar nuraninya, orang yang berfikir akan mendapatkan pertolongan dan cahaya. Firman Allah : Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberi kapadamu furqon (QS al-Anfaal : 29)
Minggu, 22 Juli 2012
Jumat, 20 Juli 2012
10 TANDA ORANG YANG BIJAK
1.Ketulusan
Ketulusan
menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang.
Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan
dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak
suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta.
Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila
ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular.
Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri
sendiri.
2.Kerendahan
Hati
Berbeda dengan rendah
diri yang merupakan kelemahan, kerendah hati justru mengungkapkan kekuatan.
Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi
yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan
menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.
3
Kesetiaan
Kesetiaan
sudah menjadi barang langka dan amaat sangat tinggi harganya. Orang yang setia
selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen
yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
4.Positive
Thinking
Orang
yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala
sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia
lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka
bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi
daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
5.Keceriaan
Karena
tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus
diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah
orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih
kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri.
Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
6.Bertanggung
jawab
Orang
yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh.
Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan,
dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa
kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa
dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan
dirasakannya.
7.Percaya
Diri
Rasa
percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya,
menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang
harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
8.Kebesaran
Jiwa
Kebesaran
jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
9.Easy
Going (Santai)
Orang
yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan
masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak
suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak
mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
10.Empati
Empati
adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar
yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika
terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak,
tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha
memahami dan mengerti orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)